Aku Sitoresmi M. Bethari, sapa saja Thari. Umurku 15, kelas 2 SMA. Sejak 12 Maret 1993 aku belajar banyak hal. Kesetiaan, cinta, persahabatan, duka, senang, semangat, rajin, kasih sayang, agama, dan banyak lagi yang lainnya.
Belajar bisa dari mana saja, siapa saja, dan kapan saja. Namun tentu manusia tak hidup sendirian di dunia. 15 tahun pula aku mengenal banyak orang. Ibu, bapak, adik, nenek, kakek, teman, guru, dan mereka tak lepas peran dalam skenario kehidupanku.
Aku dapat berbicara karena belajar.
Aku menulis karena belajar.
Aku menghargai orang lain karena belajar.
Aku shalat karena belajar.
Aku belajar karena ingin pintar.
Namun siapa yang dapat membantuku mencapai hal yang ku inginkan?
Aku belajar banyak dari satu peran. Guru.
Di sekolah, guruku banyak sekali. Dari mereka semua aku belajar banyak hal baru. Kadang kalau sedanga ‘nakal’, aku malas belajar. Guru menerangkan pun tak aku acuhkan, corat-coret kertas merupakan kebiasaanku kalau sedang bosan.
Namun dari hal itu justru aku bisa tahu, kalau tak mengacuhkan guru nanti kita malah nggak bisa mengerti materi yang disampaikan. Hal ini terjadi padaku berulang kali.
Kebetulan, aku jadi salah satu tutor dalam mentoring bahasa inggris, dan disitu aku belajar menjadi guru. Wah, kesal rasanya kalau menemukan murid yang susah di atur dan semaunya sendiri. Mungkin itu juga yang dirasakan guruku kalau murid-muridnya tak menggubris ya?
Cita-citaku banyak, dan terbang sampai langit ke tujuh. Tapi satu hal yang aku inginkan dari kecil, yaitu jadi guru privat. Dan ternyata jadi guru itu susah.
Guru harus sabar, lembut, dan jujur. Kalau guru yang keras, galak, dan sok tahu, yang ada sih malah di benci sama murid-muridnya.
Dari hal itu aku belajar, jadi guru harus bisa mengatasi gejolak emosi. Dan agar aku bisa menjadi guru privat yang disenangi murid, maka aku harus belajar lebih menghargai guruku sendiri agar aku tahu bagaimana rasanya di ganggu murid, dan aku takkan melakukan hal buruk pada guruku J.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar